The Papandayan, Hotel yang Naik Kelas!

papandayan-1Jangan tanya bulan, tahun tepatnya pun saya lupa. Entah 2006, entah 2007. Tapi yang pasti saya pernah menggelar satu kali event di hotel yang satu ini, Hotel Papandayan. Kala itu kena protes pak bos, kenapa meeting di hotel lama. Well, I have no choice that time. So sorry!

Kembali ke masa kini. Here we go, menginjakkan kaki lagi di hotel yang sudah berganti nama jadi The Papandayan. Wow, beda euy sama waktu saya nginep pertama kali. Apa aja yang membuat hotel ini bebeda? Yuk lanjut baca!

Tiga kelompok mawar putih nan cantik menyambut kedatangan kami di lobbi hotel. Suami selesai dengan urusan check in, kami naik ke atas ke lantai tiga, kamar tipe The Premier. Lift-nya sudah update juga. Harus gesek kunci kamar di dalam lift, baru bisa pencet nomor lantai yang dituju. Kagak bisa sembarangan naik ke atas ye!

Masuk ke dalam kamar, desainnya oke. Duo anak bujang kecil saya langsung lompat ke atas kasur. Perang bantal! Hadeeuuhh kagak di rumah, gak di hotel kelakuannya sama aja. Bantalnya disediain banyak. Duo anak bujang kecil seneng banget. Ada bantal yang panjang, menengah dan kecil. Masing-masing ada dua.  Tidak lupa juga mereka lompat dari kasur ke lantai. Naik lagi. Lompat lagi. Naik lagi. Berulang-ulang. Fuih! # Empat malem nginep, tapi gak pernah bisa foto kamar pas lagi rapi. Emak keduluan mulu sama duo anak bujang kecil. Si kamar keduluan diberantakin. Huft!

Salut! Hotel ini bertransformasi jadi hotel yang berkelas. Naik satu level jadi bintang lima. Dulu setau saya seh bintang empat.  Dan saya pun jadi lebih yakin hotel ini naik kelas. Satu, tamu-tamu hotelnya banyak yang berpenampilan seperti petinggi-petinggi perusahaan. Berpakaian rapi, jas lengkap dengan dasi. Si jasnya kinclong euy. Tidak lupa si tas kulit. Ihiiiiy. Jadi inget waktu nginep di JW Marriot. Dua, kamarnya oke punya. Jauh lebih oke dibanding saya nginep dulu kala. Jauh dari kesan spooky.  hehehe. Furnitur di dalam kamar oke punya. Lantai kamar mandi dari granit dengan paduan batu alam untuk dindingnya. Warnanya senada. Like it! Ada bathup-nya juga. Karena bathup ini duo anak bujang saya betah main air  di kamar mandi setiap pagi. Bahkan pernah sekali waktu sampe dua jam lebih. Ini pun harus pake acara bujuk membujuk dulu, baru acara main air selesai. Tiga, untuk urusan makanan dan minuman, di hotel ini tersedia beberapa macam tempat. Ada Pago Restaurant, The Deli Cafe, Huru Batu Grill Garden (HBGG),  Cantigi Wine & Dine, dan Martien Lounge.

Cantigi Wine & Dine dan Martien Lounge terletak di kanan dan kiri lobbi hotel. Dua tempat ini kurang bersahabat untuk krucil-krucil saya. Jadi, selama nginep di hotel sekali pun gak pernah melipir ke dua tempat ini.  Hehehe. # Kalo masih single tanpa buntut, mungkin cerita akan berbeda. Family comes first! Ihiiiyyy. Bagaya bener deh si gueh.

The Deli terletak di bawah berhadapan langsung dengan Tropical Garden. Nongkrong di sini sambil menyeruput kopi atau secangkir teh ditemani cake atau roti mantep banget. Liat hijaunya hutan mini buatan dan juga suara air jatuh dari air terjun buatan, bikin hati adem. Yang saya suka dari The Deli ini yaitu desain interior di dalam cafenya yang bernuansa shabby chic.

Pago restaurant terletak di belakang front desk yang memiliki akses langsung ke kolam renang dan salah satu view-nya ke Tropical Garden. Seger, pagi-pagi sambil mengunyah liat dedaunan hijau plus si air terjun buatan di Tropical Garden. Variasi makanan di Pago Restaurant ini cukup banyak. And lucky me, dua hari terakhir menginap saya bisa menyantap sushi roll sebagai hidangan makan pagi. Ihiiiiy gara-gara ada rombongan beberapa bus wisatawan dari  Jepang, dua hari terakhir menu sarapan pagi di Pago Restaurant jadi kental nuansa masakan jepang. Miso soup juga ada. Si sulung , mas Adha bertanya “Bunda makan apa itu?” Hehehe.

sushi-papandayan

Menginap di hotel dengan bocah-bocah hampir tidak pernah tidak nyebur ke kolam renang. Krucil saya demen banget sama yang namanya air. Mereka enggak pernah bosan. Tentunya kali ini ada sesi berenang. Kolam renangnya ada dua, satu untuk dewasa, satu lagi untuk anak-anak. Kolam renang ini bersebelahan dengan ballroom dan Huru Batu Grill Garden. Yang saya suka di tempat ini adalah penataan bunga di sekitar kolam renang. Cantik.

Ada satu neh yang saya demen banget sama hotel satu ini. Tropical Garden. Ya, taman tropis yang terletak di antara ballroom, Martien lounge dan Pago Restaurant dan The Deli ini sangat menarik sekali. Hotel ini di kelilingi gedung-gedung dan ruko-ruko. Panas. Jalan Gatot Soebroto pun terkenal dengan kemacetannya. Lengkap sudah. Tapi dengan kehadiran Tropical Garden ini, hotel The Papandayan mampu menawarkan kesejukan bagi tamu meski menginap di pusat kota. Beberapa pohon tinggi dan rimbun sengaja ditanam. Di sekeliling pohon tersebut ditanami tanaman rendah yang menutupi tanah. Saya juga menemukan pohon Ciremei di sini. Kebetulan lagi berbuah, tapi gak sempet foto. Di beberapa batang pohon juga ditanami anggrek. Kesan hutan alami jadi semakin dalam.

Selain tanaman, di salah satu sisi Tropical Garden ini ada kolam ikan koi yang lengkap dengan air terjun buatan. Seneng deh denger gemercik air. Ikan koinya juga pada jinak. Bagian yang satu ini juga tempat favorit duo anak bujang kecil saya. Di dalam Tropical Garden juga disediakan tiga set kursi dari kayu untuk bersantai ria. Tidak hanya ikan, burung yang di letakkan di dua sangkar turut meramaikan taman hutan buatan ini.

tropical-garden-papandayan

Hijaunya daun, gemercik air, suara burung, dan desau angin, sungguh perpaduan yang sempurna. Semoga tidak ada nikmat Allah Swt yang terlewat untuk disyukuri.

Bogor, 21  Oktober 2016

2 thoughts on “The Papandayan, Hotel yang Naik Kelas!

    1. vidy Post author

      Naaah kagak punya foto kamarnya..keburu berantakan sama bocah, kalah cepet emak lawan bocah. Maapkaaan.sama-sama..makasih ya udah mampir..salam kenal

      Like

      Reply

Leave a comment